Dorongan antara keberkahan dalam kehidupan melalui gereja dan untuk menjamin kelangsungan kehidupan manusia dan hidupan alam mendorong Jamaah GMIM Betlehem Popareng melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di pesisir pantai Popareng.
Inspirasi tanam mangrove tak lepas dari kampanye lingkungan yang digemborkan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat “Cahaya Tatapaan”, Sem, panggilan akrab dari Djoni Sambur selaku nahkoda kelompok Cahaya Tatapaan menyampaikan selama 2 tahun terkahir kami bersama anggota kelompok berupaya untuk terus mengkampayekan pelestarian lingkungan hidup, apalagi kami telah bermitra dengan Balai Taman Nasional Bunaken untuk mengembangkan Desa Popareng menjadi “Desa Wisata” pesisir pertama di Kabupaten Minahasa Selatan.
Selain itu kami mengajak para pemuda dan pemudi yang masih memiliki visi kedepan dalam pembangunan, mereka jualan generasi jaman now yang akan menggantikan generasi sekarang, jika tidak kita lakukan pelestarian lingkungan dengan menanamkan diri dari dalam kapan lagi itu akan berbuat. Melalui religi kita berpasrah kepada Tuhan untuk lingkungan Hidup kita, karena ini juga adalah amanah yang Maha Kuasa untuk generasi yang akan datang, sambung Sem, yang juga menjabat Pinatua Kolom …. GMIM Betlehem Popareng.
Yano lengkong menambahkan, momen pelestarian lingkungan hidup dengan menanam mangrove ini bertepatan dengan Perayaan Paskah Tahun 2018, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang menciptakan alam ini, selain itu dengan melestarikan mangrove akan lebih banyak ikan berkembang di sekitar kawasan ini, demikian pula dalam pelaksanaannya tidak hanya jamaat yang terlibat tetapi Rohaniawan, Masyarakat dari orang tua dan anak-anak juga ikut serta, dengan para pemuda dan pemudi dari gereja.
Bahkan lokasi pengambilan bibit kami jauh dari kampung, yaitu di Desa Sondaken dari cabutan alam, karena dianggap memiliki kesamaan ekosistem dan pertumbuhan alam. Jamaan GMIM Popareng terdapat 7 kolom, masing-masing kolom menanam antara 140 – 160 an bibit, sehingga lebih dari 1.100 bibit yang sudah tertanam, kami sudah membentuk tim bersama Kelompok Cahaya Tatapaan untuk memantau perkembangan mangrove yang ditanam, tim bekerja selama 1 tahun kedepan, bila ada mangrove yang mati akan kami ganti dan tanam kembali, lokasi ini sekaligus menjadi lokasi pelestarian dari gereja GMIM Popareng, semoga dengan aktivitas ini masih ada tingkat kepedulian kita dari manusia kepada alam, sambung Yano.