Bertempat di Golden Lake Resort, Balai Taman Nasional Bunaken melakukan kegiatan pembinaan ekonomi kreatif masyarakat di penyangga kawasan Taman Nasional Bunaken (Senin, 26/02/2018). Pembinaan ekonomi kreatif merupakan tindaklanjut dari pendampingan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi implementasi role model Pengembangan Pemanfaatan Zona Tradisional Untuk Ekowisata Bersama Masyarakat.
Peserta pembinaan ekonomi kreatif terdiri dari perwakilan kelompok binaan yaitu Cahaya Tatapaan dan Cahaya Trans serta kelompok masyarakat melalui Kader Konservasi, kelompok perikanan, serta kelompok perempuan pesisir yang berada di penyangga Taman Nasional Bunaken, dengan jumlah peserta terundang sebanyak 60 orang. Adapun Narasumber dalam pembinaan berasa dari  Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Selatan, Fasilitator Forum Tata Kelola Destinasi (FTKP/ DMO Bunaken), serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara.
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakan ekonomi. Dukungan secara global saat ini, atau kita mengistilahkan “Jaman Now” pada era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi pada berbagai tempat di dunia, sehingga masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam di Taman Nasional Bunaken perlu dikembangkan dan terus dibina agar mampu memasuki dunia persaingan pasar. 
Pengembangan ekonomi kreatif oleh kelompok-kelompok masyarakat yang bermukim di penyangga kawasan Taman Nasional Bunaken menjadi penting manakala dapat meningkatkan kesejahteraan dan pemanfaatan kawasan dengan melihat potensi, daya dukung, dan kelestarian lingkungan, hal tersebut menempatkan masyarakat sebagai obyek utama dalam pembangunan.
Kepala Balai TN Bunaken (Dr. Farianna Prabandari) dalam sambutan pembukaan pembinaan ekonomi kreatif “bahwa masyarakat adalah pelaku pembangunan, harus mampu menjadi interpreter pada desa yang ada di wilayahnya, sehingga dapat bersaing dan dapat menjelaskan potensi desa yang ada”. Sisi lain Prof. Dr. Winda Mercedes Mingkid, selaku Fasilitator FTKP/ DMO Bunaken dan narasumber Lingkungan dan Pariwisata Berkelanjutan menyampaikan bahwa prinsip pariwisata berkelanjutan antara lain “Memanfaatkan sumberdaya lingkungan yang menjadi elemen kunci dalam pembangunan pariwisata secara optimal, menjaga ekologi proses penting, dan membantu mengkonservasikan pusaka alam dan pusaka keanekaragaman hayati, hal tersebut sebagimana sasaran pariwisata nasional adalah Pro poor, pro growth, pro job, dan pro environment yakni pariwisata yang meningkatkan kualitas hidup, memperkuat nilai sosial dan budaya serta menciptakan nilai tambah.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam menjalankan strategi pembinaan dan pengawasan wirausaha kreatif dalam bentuk (1). Pemanfaatan teknologi, Inovasi dan kreativitas, (2). Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya industri kreatif, (3). Membuka peluang kerjasama dan kemitraan, (4). Mendorong peran pemerintah dalam pembinaan industri kreatif. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Selatan (Romal Massie) berbagai macam kegiatan wisata didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan baik yang disediakan oleh Masyarakat, Pengusaha dan Pemerintah. Kami berharap dengan pembinaan usaha ekonomi kreatif bagi masyarakat penyangga di kawasan Taman Nasional Bunaken memberikan peluang untuk meningkatkan nilai tambah dan perekonomian.
Sumber :
Eko Wahyu Handoyo (PEH pada Balai TN Bunaken)
SHARE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *