Salah satu tugas lapangan yang harus dilakukan di Kawasan Taman Nasional Buanken yaitu memonitoring terumbu karang untuk menilai kondisi terumbu karang tersebut.
Terdapat beragam metode yang digunakan dalam pengambilan sampel untuk penilaian kondisi terumbu karang. Metode yang digunakan antara lain adalah manta tow, Line Intercept Transect (LIT), dan Point Intercept Transect (PIT). Namun selain itu ada metode yang dikenal sebagai Underwater Photo Transect (UPT) atau Transek Foto Bawah Air.
Metode UPT merupakan metode yang memanfaatkan perkembangan teknologi, karena dalam metode ini digunakan teknologi kamera digital dan juga perangkat lunak (software) komputer. Pengambilan data di lapangan hanya berupa foto-foto bawah air yang selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut menggunakan komputer untuk mendapatkan data kuantitatif.
Pengambilan data di lapangan dengan metode UPT dilakukan dengan pemotretan bawah air menggunakan kamera digital. Transek sepanjang 50 meter digelar dan pengambilan foto dengan batas frame dilakukan pada setiap meter. Pemotretan dilakukan dari meter ke-1 pada bagian sebelah kiri garis transek, dilanjutkan dengan pengambilan foto pada meter ke-2 pada bagian kanan. Pemotretan seterusnya dilakukan hingga akhir transek.
Foto-foto yang didapatkan selanjutnya dianalisis dengan software komputer seperti Coral Point Count with Excel extensions (CPCe). Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif seperti persentase tutupan karang atau pun substrat lain.
Dengan metode ini kita bisa mendapatkan data terbaru dari ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya, sehingga nantinya data ini dapat digunakan untuk menilai dan mengelola wilayah Kawasan Taman Nasional Bunaken.
Informasi ini bagus