Banyak orang mengira bahwa Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB) hanya mengelola wilayah di Pulau Bunaken saja, ternyata ada dua wilayah yang dibagi yaitu Wilayah Utara (I) dan Wilayah Selatan (II).
Pada 5-6 Maret 2021 saya dan seorang teman mendapat tugas ke wilayah selatan bersama kakak-kakak yang bertugas di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II BTNB. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan darat dari Kantor BTNB. Kondisi jalan yang dilewati masih belum ada pelebaran dan rawan terjadi longsor, sehingga harus berhati-hati.
Ada 3 resort yang terbagi di wilayah selatan yaitu Resort Poopoh (di Desa Poopoh), Resort Sondaken (di Desa Sondaken) dan Resort Popareng (di Desa Popareng) sedangkan Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Selatan (II) bertempat di Desa Tambala. Kantor Resort yang biasa dijadikan tempat bermalam yaitu di Kantor Resort Sondaken. Kebutuhan air, makan dan minum sudah disediakan bagi kami.
Tujuan kedatangan kami adalah memonitoring terumbu karang dengan 3 titik lokasi pemantauan di Desa Popareng, Kec. Tatapaan, Kab. Minahasa Selatan, Prov. Sulawesi Utara. BTNB sudah bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membentuk Masyarakat Mitra Polhut (MMP) yang memiliki fungsi membantu mengumpulkan atau memberikan informasi kepada Polisi Kehutanan (Polhut) yang bertugas di wilayah tersebut apabila ada sesuatu hal yang tidak berkesinambungan dengan aturan, misalnya pemboman di laut atau perburuan liar Penyu.
Wisata taman laut di wilayah selatan tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan taman laut di Pulau Bunaken, hal ini karena adanya Ikan Karang dan Terumbu Karang yang cantik dan beragam. Selain itu, Tim SPTN Wilayah II membuat transplantasi terumbu karang yang berbentuk seperti jaring laba-laba agar dapat membantu ekosistem terumbu karang di Desa Popareng.
Masyarakat setempat dan kakak-kakak BTNB sangat ramah dan terbuka bagi kami mahasiswa magang, mereka bekerja dengan santai namun serius. Misalnya, ketika data sudah selesai diambil, kami diajarkan cara snorkeling dan diving, sehingga kami dapat melihat langsung bagaimana cara pengambilan transect garis, tutupan terumbu karang, dan Ikan Karang yang berada di Desa Popareng.
Di Desa Popareng juga ada Pulau Sepatu yang pernah dijadikan tempat upacara pengibaran Bendara Merah Putih dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Selain itu, ada kelompok nelayan Cahaya Tatapaan (DASENG) yang diketuai oleh Bapak Djoni Sambur, “Sebelum pandemi memang banyak wisatawan asing dan lokal yang sering datang untuk menjelajahi spot diving di Desa Popareng. Namun karena pandemi wisatawan jadi berkurang”, tuturnya. Perlu diketahui bahwa Desa Popareng juga pernah masuk Nominasi Indonesia Sustinable Tourism Award, karena itu Wilayah Selatan BTNB tidak kalah indah dengan Wilayah Utara BTNB (Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pesisir Pulau Siladen).
Dua hari yang berkesan bagi saya pribadi karena bisa mengetahui perilaku masyarakat dan ekowisata yang berkembang di daerah yang bisa dikatakan belum banyak orang tahu. Kesempatan pertama kali snorkeling dan diving gratis yang mungkin tidak akan dirasakan di tempat lain. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada BTNB atas kesempatan yang singkat namun berkesan. Pastinya saya berharap daerah Wilayah Selatan BTNB dapat tereksplore dengan baik agar lebih banyak orang tahu tentang ekowisata di sana terlebih di Desa Popareng.
Tidak mampu mengenal dunia jika tidak mencari tahu. Lihat, pahami, dan terapkan maka dengan sendirinya dunia akan menjawab itu.
Terima Kasih
Putri Rondonuwu
[…] March 19, 2021 Cerita #sahabatbunaken oleh Mahasiswa Magang FMIPA Unsrat – Putri Rondonuwu […]