Eretmochelys imbricata nama latinnya penyu sisik sebutan bahasa Indonesia adalah jenis satwa prioritas dilindungi. Tergolong dalam Famili Cheloniidae. Perbedaan Eretmochelys imbricata dari penyu lainnya mudah dibedakan yakni paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol, dan tampilan pinggiran cangkangnya yang seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warna, sesuai dengan temperatur air.

World Conservation Union mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis. Rata-rata penyu sisik dewasa diketahui dapat tumbuh sampai sepanjang 1 meter dan berat sekitar 80 kg. Karapas penyu sisik memiliki susunan latar belakang kuning dengan kombinasi garis-garis terang dan gelap yang tak beraturan yang didominasi oleh warna hitam dan bintik-bintik berwarna cokelat yang memancar ke arah samping.

Penyu sisik dewasa biasanya ditemukan di terumbu karang tropis. Satwa ini biasanya terlihat sedang beristirahat di gua-gua dan sekitaran terumbu karang sepanjang hari. Penyu sisik adalah omnivora, dengan spons laut sebagai makanan utamanya.

Spesies ini bersama dengan seluruh anggota keluarga Cheloniidae masuk pada Lampiran I dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), bila melakukan tindakan yang dianggap mengancam kehidupannya merupakan tindakan ilegal.

Permen LHK No. 106 tahun 2018 tentang perubahan Permen LHK No.20 tahun 2018 menyatakan bahwa 6 jenis penyu tergolong satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang.

Penyu sisik dapat ditemukan di Kawasan Taman Nasional Bunaken, berada di beberapa dive spot seperti di Fukui, Alung Banua, Likuan I, II, dan III serta Bunaken Timur sejauh ini penyebarannya cukup signifikan.

Mari kita tetap peduli dengan kelestarian fauna dan keberlangsungan penyu sisik. Karena penyu mempunyai peran penting dalam menjaga ekosistem laut yang sehat. Laut yang sehat akan menjadi habitat berjuta-juta ikan sebagai sumber protein penting bagi manusia.

SHARE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *