Tarente merupakan salah satu kampung di Pulau Nain yang termasuk dalam wilayah administratif Desa Tatampi, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Kampung Tarente berpenduduk 117 jiwa, 36 Kepala Keluarga, dengan proporsi laki-laki 64 orang dan perempuan 53 orang. Pencaharian penduduk adalah sebagai nelayan, ojeg wisata bungin, dan pembudidaya rumput laut. Semua penduduk kampung Tarente beragama Kristen dengan fasilitas keagamaan yaitu GPDI Solagrita dan GMIM Smirna.Kampung Tarente tampak termarjinalkan dari kampung lain di Pulau Nain, penyebab utamanya adalah lokasi bermukim yang berada dibawah bukit dan berada dibalik hutan mangrove sehingga aksesnya sulit dijangkau.
Kampung Tarente dalam zonasi kawasan TN Bunaken termasuk dalam zona rimba. Tidak ada dermaga untuk menuju pemukiman kampung, perahu yang datang hanya bersandar langsung ke rumah panggung dan diikat di tiang pancang rumah. Untuk sumber air tawar bersih, warga hanya bergantung kepada satu buah sumur resapan tadah hujan.
Belum adanya jaringan listrik dan telepon menjadi salah satu penyebab ketertinggalan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk bersekolah SD harus ke kampung sebelah di kampung Tampi. Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMP terdekat, harus ke desa Nain Induk yang ada di belakang pulau yang dibatasi bukit. Satu-satunya cara dan akses kesana adalah menggunakan perahu.
Beberapa kali temuan patroli, petugas menemukan adanya cangkang penyu. Diduga masyarakat kampung Tarente masih mengkonsumsi penyu untuk lauk makan. Penyu merupakan hewan yang dilindungi menurut Undang Undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Guna mengantisipasi hal tersebut, personil Resort Nain melakukan pendekatan dan sosialisasi penyadar-tahuan satwa dilindungi di kawasan TN Bunaken. Selain itu, perlindungan dan pengamanan kawasan perlu ditingkatkan.
Penulis: Ermas Isnaeni Lukman, SPi (Penyuluh Pertama)