Tiwoho (20/10/2021) bertempat di penyangga kawasan Taman Nasional Bunaken Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara telah dilaksanakan soft opening mangrove trail sebagai bentuk pengembangan destinasi wisata alam terbatas.

Dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, pelaksanaan soft opening yang dilakukan secara luring dihadiri oleh Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif sebagai opening speech dana Direktur ILO Perwakilan Indonesia Dan Timor Leste, Perwakilan Kedutaan Besar Inggris Di Jakarta, serta secara langsung hadir Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, SE beserta jajaran SKPD Kabupaten Minahasa Utara, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Camat Wori Beserta Tripika, Direktur Politeknik Negeri Manado, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Klabat, Hukum Tua Tiwoho, Gempi Provinsi Sulut, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Perwakilan Sulut, Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia (PHRI) Perwakilan Sulut, Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) Perwakilan Sulut, Tour Operator Sulawesi Utara.

Taman Nasional Bunaken Sebagai Kawasan Pelestarian Alam yang bersinggungan langsung dengan Desa Tiwoho, memiliki 3 (tiga) prinsip pengelolaan, yaitu Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan, Pengawetan Plasma Nutfah, Dan Pemanfaatan Secara Lestari.

Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Genman Suhefti Hasibuan, S.Hut, MM Menyampaikan bahwa Pembangunan Mangrove Trail Desa Tiwoho merupakan kerjasama antara Balai Taman Nasional Bunaken, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian LHK dengan Pemerintah Desa Tiwoho, Kabupaten Minahasa Utara dalam mendukung kebijakan strategis nasional guna menyongsong Destinasi Super Prioritas Nasional (DSP) dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk mewujudkan pembangunan Desa-Desa Wisata di Kabupaten Minahasa Utara. Di samping sebagai upaya pembangunan wilayah Desa Tiwoho, pembangunan mangrove trail juga merupakan upaya melestarikan ekosistem mangrove yang dapat memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat karena kedatangan turis akan memberikan multiplier efek khususnya pembukaan lapangan perkerjaan baru.

Dengan demikian diharapkan ide ini merupakan gagasan positif yang dimulai dari Desa Tiwoho berkembang ke seluruh Desa-Desa di Kabupaten Minahasa Utara khususnya 26 Desa Penyangga Taman Nasional Bunaken Di Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Manado.

Ekosistem mangrove memiliki banyak fungsi, vegetasi Mangrove mampu menahan laju abrasi gelombang laut yang mengancam masyarakat pesisir. Vegetasi mangrove sekaligus menjadi habitat dari beranekaragam tumbuhan dan satwa liar yang membentuk komunitas diantaranya potensi yang belum dikembangkan dikemudian hari atau Bio-Prospektif. Lebih penting lagi ekosistem Mangrove dapat dikembangkan sebagai Daya Tarik Wisata Alam tanpa harus merusak seperti Mangrove Trail Desa Tiwoho yang hari ini diresmikan oleh Bupati Minahasa Utara.

Pembangunan Wisata Mangrove Trail mendapatkan dukungan dari ILO (Organisasi Ketenagakerjaan Dunia) melalui Politeknik Negeri Manado dalam Bidang Peningkatan Kapasitas Kelompok Masyarakat Desa Tiwoho dalam pengoperasian Wisata Mangrove Trail kedepannya. Kerjasama yang sudah terjalin diharapkan akan lebih berkembang di masa yang akan datang dengan berbagai keahlian dan peran yang saling mendukung.

Balai Taman Nasional Bunaken telah dan akan terus memberikan dukungan pengembangan Wisata Alam Terbatas di Desa Tiwoho melalui pendampingan Kelompok Masyarakat dalam kegiatan wisata terutama peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan Kelompok, perlindungan dan pelestarian serta pemulihan ekosistem mangrove. Dalam kesempatan ini, Balai Taman Nasional Bunaken juga menyalurkan Bantuan Stimulan Pendanaan Usaha Pengelolaan Jasa Wisata kepada Dua Kelompok Masyarakat Di Desa Tiwoho (Kelompok Karya Muda dan Kelompok Kuda Laut) sebagai langkah kongkrit Program Pemberdayaan Masyarakat Penyangga Taman Nasional Bunaken.

SHARE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *