Kisman Binsijek lahir pada tanggal 22 September 1989 di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Sejak kecil, Kisman tumbuh kembang di desanya sendiri sampai usia dewasa. Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Kisman memilih menjadi seorang wirausaha. Kisman memulai usahanya sebagai penjual makanan ringan dengan modal terbatas. Kisman sebelumnya juga pernah bekerja di beberapa perusahaan dan restoran. Dari pengalaman tersebut, Kisman memfokuskan diri untuk mendalami tentang perkopian dan kafe. Kisman beberpa kali mengikuti pelatihan barista serta lomba racik kopi di kafe-kafe seputaran wilayah Manado. Pandemi COVID-19 yang menyebabkan lesunya perekonomian termasuk restoran serta adanya kebijakan lockdown saat itu memaksa tempatnya bekerja harus ikut ditutup. Dalam beberapa waktu, Kisman terpaksan menganggur sebelum kembali berjualan lagi.
Dampak COVID-19 di bidang ekonomi sangat terasa sampai di desa-desa termasuk Desa Tiwoho. Para anak muda desa yang sebelumnya bekerja di kota terpaksa dirumahkan karena menurunnya permintaan pasar dan produksi akibat kebijakan lockdown. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah untuk mencegah meningkatnya angka kriminalitas dan kemiskinan karena meningkatnya pengangguran dari usia produktif angkatan kerja. Bak gayung bersambut, Pemerintah Desa Tiwoho menyiapkan pengembangan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan momentum sebagai desa wisata rintisan melalui SK Bupati Minahasa Utara nomor 64 tahun 2021 sehingga masyarakat dapat berkegiatan produktif padat karya yang melibatkan masyarakat dengan menyerap banyak tenaga kerja.
Konsep pengembangan daerah penyangga sejalan dengan Visi dan Misi pengelolaan Taman Nasional Bunaken, dengan menyiapkan pendamping penyuluh kehutanan, Ermas Isnaeni Lukman, S. Pi. Kisman terpilih sebagai wakil ketua. Kisman sendiri sering mengikuti kegiatan dari Balai TN Bunaken seperti pelatihan, diundang dalam rapat bersama petugas di Resort Pengelolaan, sosialisasi bersama masyarakat, patroli perlindungan dan pengamanan kawasan, serta pendampingan mahasiswa penelitian. Kisman secara swadaya ikut karena memiliki minat terhadap ekosistem pesisir khususnya mangrove.
Hal ini senada yang disampaikan oleh Kisman, yang berkeinginan menjadi seorang guide atau pemandu wisata lokal untuk kegiatan snorkeling dan mengenalkan mangrove kepada wisatawan. Dirinya merasa pelatihan dan kemampuan fotografi menjadi penting untuk bisa mendokumentasikan berbagai kegiatan serta media promosi.
Tidak puas dengan hanya apa yang didapat di desanya. Kisman giat melakukan pengembangan diri dan memperluas relasi dengan rajin mengikuti organisasi kepemudaan ataupun lingkungan hidup di tingkat yang lebih tinggi. saat ini Kisman juga menjadi anggota komunintas peduli laut yaitu Seasoldier yang dipercaya sebagai pengelola Plastic Drop Zone di Indonesia, dimana hanya ada di 3 lokasi yaitu Pacitan (Jawa Timur), Tegal (Jawa Tengah), Sulawesi Utara (Sulut). Untuk wilayah Sulawesi Utara hanya ada di Desa Tiwoho yang dipercayakan organisasi kepada dirinya. Dengan bekal pengalaman dan keterampilan yang dimiliki, Kisman berharap inovasinya bisa mengembangkan kembali usahanya dan kelompok Karya Muda Tiwoho dapat bangkit dan lebih menggiatkan lagi untuk berkreatif berusaha. Kisman berterima kasih kepada Balai TN Bunaken atas kesempatannya dipercaya menjadi kader konservasi.
Ditulis oleh: Ermas Isnaeni Lukman, S. Pi.