- Version
- Download 95
- File Size 2,5 MB
- File Count 1
- Create Date February 14, 2022
- Last Updated August 5, 2024
Laporan Kampanye Bangga PAAP 2014-2017
Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Taman Nasional Bunaken dimulai programnya sejak tahun 2014-2017 dengan harapan memberikan solusi spesifik terhadap perikanan tradisional dan skala kecil, dengan adanya hasil tangkapan yang menurun, lokasi menangkap yang semakin jauh dan ukuran ikan tangkapan yang semakin kecil. Aktivitas tersebut merupakan program yang menanggulangi over fishing atau tangkapan berlebih di Kawasan Taman Nasional Bunaken, adapun sasarannya adalah sekelompok masyarakat nelayan untuk melakukan pengelolaan wilayah perikanan atas kepercayaan yang diberikan Pemerintah dalam hal ini Balai Taman Nasional Bunaken dengan mengkombinasikan Kawasan Larang Ambil (KLA) yang berfungsi sebagai “Tabungan Ikan”. Rancangan area seperti ini diyakini akan memberikan kesempatan biologis ikan berkembang biak serta memunculkan rasa bangga dalam
menjaga keberlanjutan perikanan dan ekosistem yang ada di wilayahnya sendiri. Terdapat 2 (dua) kelompok masyarakat yang bersedia mengelola yaitu Cahaya Trans dengan PAAP di Zona Tradisional Desa Poopoh, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa dan Cahaya Tatapaan di Desa Popareng, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan.
Tahapan penting dalam pengumpulan data adalah menyamakan persepsi di internal kelembagaan pada Balai Taman Nasional Bunaken yang bersama-sama untuk melakukan aktivitas observasi lapangan, pendataan ikan tangkapan, monitoring pengguna sumber daya, pengumpulan data dengan Desa melalui Participatory Rural Appraisal (PRA), monitoring biofisik, mengambil kesepakatan bersama nelayan, legalisasi kelompok sekaligus kelompok kerja yang bertransformasi menjadi kelompok pengelola PAAP, menjalankan aktivitas kampanye kebanggaan untuk mendukung program dan penyadartahuan.
Perubahan perilaku dari capaian program dijalankan dengan pendekatan Teori Perubahan dan tahapan The Trans Theorytical Model (TTM) dengan tahapan pra kontemplasi dimana khalayak sasaran tidak bersedia berubah, kontemplasi dengan sudah mulai menetapkan keragu-raguan untuk berubah, persiapan dengan melibatkan orang-orang yang berorientasi pada tindakan, aksi dengan pelibatan orang-orang yang telah mengadopsi perilaku baru, yang akan tetapi bisa kembali ke tahapan pra kontemplasi apabila tidak ada pemeliharaan.