Sabtu (22/05/2021) Tim Monitoring Macaca nigra melakukan pengamatan di Resort Manado Tua. Sekitar pukul 12.30 WITA, tim monitoring memulai pendakian dari daerah Totongapeng Kelurahan Manado Tua I dengan tujuan lokasi pengamatan dan spot camping di Air Jepang.
Metode yang digunakan untuk pengamatan Macaca nigra yang di Pulau Manado Tua yaitu eksplorasi. Tim juga dibantu oleh 2 orang masyarakat Manado Tua sebagai pembuka jalan dan dibantu oleh 2 orang CPNS Balai Taman Nasional Bunaken yaitu M. Ahda Agung Arifian, S.Hut (PEH Ahli Pertama) dan Anggara Tripurwa (POLHUT Pemula).
Setelah 1,5 jam berjalan, tim mendapatkan perjumpaan dengan satu kelompok Macaca nigra pada koordinat N= 1.38’28,90”, E= 124.41’31.78”, 3 ekor sedang berjalan di tanah, 4 ekor sedang berada di pohon kelapa, dan sekitar 3 ekor lainnya di pohon-pohon sekitar titik pertemuan pertama. Jarak tim monitoring dengan kemunculan Macaca nigra paling jauh sekitar 30 meter.
Berbeda dengan di Tangkoko (Bitung) keberadaan Macaca nigra di Manado Tua masih sulit ditemukan karena mereka terlihat ketakutan dan langsung berlari (masih bersifat liar) ketika bertemu dengan manusia apalagi dengan yang bukan penduduk setempat.
Setelah perjumpaan pertama, tim melanjutkan perjalanan ke spot camping dengan jalur yang cukup ekstrim. Di perjalanan ke spot camping, tim menemukan berbagai jenis pohon yang merupakan pakan Macaca nigra antara lain, Ficus sp (Ara), Dracontomelon dao (Rao), Mangifera spp. (Mangga), Cocos nucifera (Kelapa), dan Syzygium malaccense (Jambu jamaika). Selain itu, banyak sekali ditemukan sisa makanan dari Macaca nigra yaitu buah kelapa.
Setelah sampai di spot camping tim beristirahat dan selanjutnya pada malam hari melakukan pengamatan untuk menemukan Tarsius sp. (Tarsius) dan Phalanger ornatus (Kuskus).
Minggu (23/05/2021) pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA, tim kembali melakukan pengamatan Macaca nigra dan ditemukan sekitar 5 ekor pada koordinat N= 1.38’38’21.2″, E= 124.41’23.0″.
Selain melakukan pengamatan langsung di lapangan, tim juga mengambil data sekunder dengan kuisoner dibantu oleh 2 orang mahasiswi dari jurusan biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi. Menurut Dadi Pratama Socenta, S.Si selaku Koordinator Resort Manado Tua keberadaan Macaca nigra khususnya di Pulau Manado Tua, masih tergolong liar dan cukup sulit ditemukan bagi pendatang atau wisatawan. Jadi, dengan kegiatan ini juga bisa mendapatkan data untuk spot pengamatan Macaca nigra di Pulau Manado Tua untuk selanjutnya dijadikan salah satu destinasi wisata minat khusus. Semoga Macaca nigra Manado Tua tetap lestari