Setelah 1,5 bulan menjalani kuliah magang program “Kampus Merdeka”, (14/06/2021) menjadi hari terakhir bagi kami 9 orang mahasiswa FMIPA UNSRAT di Balai Taman Nasional Bunaken. Kami telah menyelesaikan tugas akademis kami. Dengan memaparkan laporan hasil kuliah magang maka menjadi akhir bagi kami berada di Balai Taman Nasional Bunaken.
Namun, ini bukan akhir dari segalanya, perjalanan tetap berlanjut. Kiranya ilmu yang di dapat selama kami di tempatkan di Balai Taman Nasional Bunaken dapat menjadi bekal di masa depan dan bermanfaat bagi kehidupan kami.
Ini merupakan kesan dan pesan kami selama magang di Balai Taman Nasional Bunaken :
“Saya sangat bersyukur dapat magang di Balai TN Bunaken. Para staf sangat helpful, bahkan ada yang menginspirasi saya karena beliau mendorong saya untuk memperluas pandangan mengenai sesuatu. Saya juga sangat antusias ketika mendapat kesempatan berkunjung ke beberapa daerah kawasan TN Bunaken, pengalaman ini membuat saya bersemangat jika bercerita kepada orang lain”, ungkap Nelsy.
“Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ini kali pertama bagi saya berkunjung ke pulau-pulau yang berada di sebelah utara Pulau Sulawesi yaitu Manado Tua, Bunaken dan Mantehage. Menambah wawasan saya ternyata Taman Nasional Bunaken bukan hanya Bunaken saja, pokoknya luar biasa mengasyikan magang di Balai TN Bunaken”, ungkap Queensi.
“Awalnya tidak menyangka kalau magang bisa se-seru ini. Biasanya hanya melihat gambar kemudian mempresentasikannya, dengan magang di Balai TN Bunaken saya bisa mengamati langsung aneka biota laut, salah satunya yaitu Bintang Laut. Wah, sangat menakjubkan”, ungkap Putri.
“Ternyata kawasan TN Bunaken luas. Selain itu, tidak hanya mengelola Pulau Bunaken saja melainkan meliputi ruang lingkup konservasi yaitu perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan. Magang di Balai TN Bunaken menambah wawasan saya”, ungkap Hawil.
“Mungkin kalau saya tidak magang di Balai TN Bunaken, saya tidak bisa merasakan debaran ketika pertama kali diving, sangat berkesan sehingga ketika saya kembali ke tempat asal saya maka debaran ini yang akan selalu diingat”, ungkap Amel.
“Magang di Balai TN Bunaken merupakan new challenge bagi saya, biasanya hanya di kelas, kalau magang harus turun lapangan. Beruntung banyak orang yang membantu saya selama magang”, ungkap Nanda.
“Jujur saya tidak menyangka dapat magang di Balai TN Bunaken. Karena hanya magang saya tidak berharap lebih tetapi nyatanya saya diberi kesempatan belajar sambil mengasah skill. Ini merupakan kesempatan buat saya. Orang-orang di sini juga sangat berperan dalam proses adaptasi, sungguh pembelajaran yang luar biasa”, ungkap Randy.
“Bertemu dengan orang baru, belajar hal baru, berkunjung ke tempat baru bahkan rasa takut yang baru. Saya yang tidak bisa berenang mendapat kesempatan bermain air ( snorkeling), sangat takut tetapi saya berhasil mengatasi ketakutan-ketakutan tersebut, magang di Balai TN Bunaken benar-benar unforgettable moment ”, ungkap Milce.
“Kenal maka disayang. Orang-orangnya asyik, saya merasa senang bisa magang di Balai TN Bunaken. Mengunjungi beberapa kawasan TN Bunaken menjadi tantangan bagi tetapi saya merasa beruntung dapat magang di sini apalagi dapat melihat Lumba-lumba di perairan Mantehage-Nain”, ungkap Tiza.