Menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya mendapat kesempatan kuliah kampus merdeka dan magang di Balai Taman Nasional Bunaken. Sedikit bercerita mengenai pengalaman belajar dan mengeksplor Kawasan Taman Nasional Bunaken dengan turun langsung ke lapangan.
Orang bilang mengunjungi Kawasan Taman Nasional Bunaken tanpa menikmati keindahan bawah lautnya itu masih kurang. Yup, meski saya belum berkesempatan menikmati keindahan bawah lautnya, namun puncak Pulau Nain dan hutan mangrove di Pulau Mantehage sudah saya jelajahi.
Ketika menanti senja, kami disuguhkan bentangan lautan yang luas beserta deretan beberapa pulau yaitu Pulau Manado Tua, Pulau Mantehage dan Pulau Bunaken, pemandangan ini terlihat dari puncak Pulau Nain. Saya takjub, rerumputan seolah bersenandung menyambut kedatangan kami, pancaran matahari pun begitu indah menghiasi langit di kala itu, yang perlahan mulai tidak terlihat karena rotasi bumi, matahari telah menyembunyikan dirinya.
Cerita berlanjut ke pulau yang terkenal dengan hamparan mangrovenya yang luas, yaitu Pulau Mantehage. Kali ini saya menapakkan kaki di mangrove trail, berjalan di antara deretan mangrove sambil mendengar kicauan burung, terdengar bising namun seolah menjadi pelengkap perjalanan. Rasa penasaran muncul saat melihat tulisan “Menara Pandang” yang terpasang. Saya memberanikan diri menaiki tangga pertama dan akhirnya sampai pada tangga terakhir, mata langsung tertuju pada sekeliling, hamparan luas hutan mangrove. Luar biasa ciptaan Tuhan. Terima kasih Taman Nasional Bunaken.
Alam memang indah namun tidak berjanji untuk selamanya indah, tergantung cara kita berteman dengannya.
Penulis,
Nelsyani Pasappa
