Kondisi kerusakan terumbu karang ditemukan di perairan Desa Tiwoho Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bunaken. Perairan Desa Tiwoho termasuk ke dalam wilayah kerja Resort Wori, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 Meras. Kondisi tersebut diduga banyak terpengaruh aktifitas manusia yang menyebabkan degradasi lingkungan. Aktifitas tersebut seperti kegiatan penambangan terumbu karang untuk dijadikan bahan bangunan penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, atau tersangkutnya jaring ikan dan mesin kapal nelayan yang dapat menimbulkan kerusakan terumbu karang. Adapun faktor alami yang menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah gelombang arus yang kuat di kolom perairan.
Di Tiwoho divespot ditemukan terumbu karang yang sudah hancur dan mulai rusak sehingga perlu dilakukan rehabilitasi. Terumbu karang merupakan ekosistem yang paling produktif dan kaya hayati. Ekosistem terumbu karang memiliki banyak fungsi ekologis, antara lain sebagai habitat hidup berbagai jenis ikan karang, feeding ground, dan menjaga keseimbangan siklus rantai makanan di perairan. Hal ini sangat penting bagi masyarakat desa Tiwoho khususnya yang berprofesi sebagai nelayan kecil tradisional. Dengan demikian, dikhawatirkan ketersediaan stok ikan di fishing ground yang mudah diakses semakin berkurang. Dampak negatifnya adalah nelayan harus melaut lebih jauh ke laut lepas dan menyebabkan meningkatnya biaya operasional penangkapan ikan.
Pada tanggal 28 Maret 2022, tim Balai Taman Nasional Bunaken melakukan rehabilitasi terumbu karang di Perairan Desa Tiwoho bekerjasama dengan berbagai unsur. Unsur yang terlibat dalam kegiatan pemulihan ekosistem terumbu karang yaitu kelompok binaan BTN Bunaken (Kuda Laut dan Karya Muda), Pemerintah Desa Tiwoho, Karang Taruna Desa Tiwoho, Yayasan Danty Indriastuti Purnamasari (DIP), serta mahasiswa Magang Kampus Merdeka Belajar (MKMB) dari jurusan Biologi dan jurusan Kehutanan Universitas Sam Ratulangi.
Tim Balai Taman Nasional Bunaken yang dikordinir oleh Eko Wahyu Handoyo, S. Hut. menggunakan metode MARRS (Mars Assisted Reef Restoration System) dalam giat transplantasi karang di Tiwoho divespot. Metode ini dianggap paling cocok dengan kondisi perairan dan mudah dipelajari oleh masyarakat lokal setempat. Pembuatan modul dilakukan bersama-sama dengan kelompok binaan BTN Bunaken yaitu Kuda Laut dan Karya Muda. Modul terbuat dari besi yang dibentuk menyerupai jaring laba-laba berbentuk segi delapan (octagon). Modul kemudian dilapisi resin dan pasir kemudian dikeringan sebagai media penempelan bibit karang. Hal ini bertujuan untuk menghindari besi dari karat dan mendukung pertumbuhan karang di substrat yang berpasir. Fragmen terumbu karang kemudian ditanam di media jaring laba – laba dengan mengikat fragmen terumbu karang menggunakan tali ties. Setelah selesai diikat, modul dibawa langsung ke dalam air laut kembali agar bibit karang tidak stress dan siap ditransplantasikan.
Balai Taman Nasional Bunaken melalui kegiatan pemulihan ekosistem ini bersama seluruh unsur yang terlibat berupaya mencegah terjadinya degradasi lingkungan khususnya pada ekosistem terumbu karang. Kelestarian terumbu karang tetap harus selalu dijaga khususnya di Tiwoho divespot. Dalam sambutannya, Hukum Tua Desa Tiwoho menyampaikan terima kasih banyak kepada Balai Taman Nasional Bunaken dan seluruh unsur yang terlibat. “Kami menerima dengan senang hati akan dipilihnya lokasi di perairan Desa Tiwoho ini sangat penting , mengingat Desa Tiwoho sebagai desa wisata sekaligus persiapan sebagai destinasi dan Tiwoho divespot sebagai obyek daya tarik ekowisata baru selain Tiwoho mangrove trail di kawasan TN Bunaken.” ucap Sonly Fredi Woy, SE.
“Kegiatan ini merupakan salah satu langkah positif dalam upaya menjaga kelestarian ekosistem khususnya di perairan. Pertumbuhan karang memang membutuhkan waktu yang sangat lama, semoga melalui kegiatan yang kita lakukan saat ini akan sangat berguna bagi ekosistem kita di masa depan dan bagi anak cucu kita”. ujar Danty Indriastusi Purnamasari Rukmana selaku Ketua Yayasan DIP dalam penyampaiannya di acara seremonial.
Di akhir acara, perwakilan masyarakat disampaikan oleh Ketua Kelompok Karya Muda “Terima kasih kepada Balai TN Bunaken dan Yayasan DIP atas apresiasinya dalam melibatkan kelompok masyarakat yang ada di Desa Tiwoho. Kami berharap melalui kegiatan ini semoga dapat mengedukasi masyarakat yang berada di Desa Tiwoho agar memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga ekosistem perairan terkhususnya terumbu karang dan hutan mangrove.” Kata Roy Marthen Saladi.
Kontributor:
Ermas Isnaeni Lukman, S. Pi. (Penyuluh Kehutanan – Ahli Pertama)
Friska Septia Panjaitan (Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi)