Manado (28/11/2022). PLN UP3 Manado melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa utara. Program TJSL kali ini difokuskan pada bidang lingkungan hidup. Jenis kegiatan yang dipilih adalah pemulihan ekosistem pesisir dengan penanaman mangrove. PLN UP3 Manado bekerja sama dengan Balai TN Bunaken (BTNB) selaku pengelola kawasan konservasi yang mana Desa Tiwoho sendiri adalah termasuk dalam salah satu desa daerah penyangga Taman Nasional (TN) Bunaken. Desa Tiwoho sendiri dipilih karena berbagai faktor teknis yang mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Pelaksanaan kegiatan dikordinir langsung oleh kelompok swadaya masyaraat Karya Muda Tiwoho (KMT). KMT sendiri adalah kelompok binaan dari BTNB yang terbentuk sejak Mei 2021 sudah berperan aktif dalam pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan khususnya di Desa Tiwoho.

“Kami ucapkan selamat datang kepada para tamu undangan dalam hal ini pimpinan PLN UP3 Manado dan Balai TN Bunaken yang berkenan melaksanakan kegaitan di desa kami. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dalam penerimaan kami.” sambutan Hamsi Mangindaan, mewakili Pemerintah Desa Tiwoho.

Pada kesempatan selanjutnya, Noven Koropit (Manager Bagkeu dan Umum PLN UP3 Manado) menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan ini. “Kami memilih Desa Tiwoho karena kelayakan dan kesiapannya dalam rangka penyelenggaran program TJSL kami tahun ini. Dari beberapa proposal yang masuk, Karya Muda Tiwoho menawarkan hal menarik yaitu penanaman mangrove untuk pemulihan ekosistem pesisir. Kami sebagai satu dari BUMN berkomitmen mendukung kerja-kerja pemerintah. Seperti diketahui, perubahan iklim menjadi isu global yang dibahas pada pertemuan G20 di Bali. Suatu kebanggaan bagaimana presiden kita, Bapak Ir. Joko Widodo mengajak seluruh pemimpin negara dunia melihat potensi besar mangrove di Indonesia.”.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) BTNB Nikolas Loli, SP. dalam pengantar kegiatan mengatakan, “Balai TN Bunaken selalu terbuka untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak bilamana akan melakukan kegiatan pemulihan ekosistem di wilayah kerja kami. Kegiatan hari ini menjadi contoh bahwa pemberdayaan masyarakat dapat terlaksana dengan cara pelestaraian alam serta tanpa merusak lingkungan hidup. Masyarakat Tiwoho yang sebagaian besar bergantung hidupnya dari sumber daya alam laut, kedepan akan sangat merasakan banyak manfaat dari keberadaan ekosistem mangrove. Selain mencegah abrasi, hutan mangrove dapat menyuburkan perairan sehingga nelayan akan mudah mendapat ikan tidak perlu melaut jauh.”.

Di akhir sesi seremoni penerimaan bantuan bibit mangrove sebanyak 5000 bibit, Roy Saladi (Ketua KMT) menutup dengan mengucapkan terima kasih. “Pertama kami ucapkan terima kasih banyak atas rekomendasi kegiatan dari Balai TN Bunaken dalam hal ini selaku pembina dan pendamping, sehingga kami bisa terpilih menjadi target program TJSL PLN UP3 Manado tahun ini. Kedua terima kasih juga kepada PLN UP3 Manado yang percaya pada kami untuk penyelenggara kegiatan. Kesempatan baik ini akan kami manfaatkan untuk terus aktif melestarikan lingkungan di desa kami.”.

Setelah seremoni, penanaman mangrove dilakukan bersama-sama seluruh hadirin dan foto bersama di lokasi penanaman. Turut hadir dalam acara ini adalah perangkat desa Tiwoho, kepala-kepala jaga, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta masyarakat sekitar pesisir. Dalam dokumentasi, tercatat ada sekitar 50 orang lebih yang terlibat dalam penanaman mangrove di Tiwoho.

*Dilaporkan oleh Ermas Isnaeni Lukman, S. Pi (Penyuluh Pertama)

SHARE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *