Upacara adat ”Tulude” merupakan hajatan tahunan warisan para leluhur masyarakat Nusa Utara (Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) di ujung utara Provinsi Sulawesi Utara. Tradisi ini masih dipertahankan hingga kini oleh generasi-generasi masyarakat Nusa Utara. Tulude menjadi tradisi yang tidak hanya dilakukan di wilayah Nusa Utara tetapi dimanapun ketika terdapat pemukiman atau perkumpulan masyarakat Nusa Utara, tradisi ini tetap dilaksanakan. Pulau Mantehage yang menjadi bagian kawasan Taman Nasional Bunaken, sebagai salah satu Pulau terluar Indonesia, Pulau Mantehage dihuni sebagian besar warga keturunan Nusa Utara.

Menurut Ma Embo Tin warga Desa Mantehage I Bango keturunan Siau menyampaikan bahwa hakekatnya Tulude merupakan upacara melepaskan tahun yang lama dan bersiap menerima tahun yang baru dengan harapan di tahun yang baru akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Pada awalnya kegiatan Tulude dilaksanakan setiap tanggal 31 Desember, akan tetapi setelah masuk agama Kristen di Nusa Utara, akhirnya kegiatan Tulude diundur ke akhir bulan Januari.

Yang menarik dari kegiatan Tulude adalah saat pemotongan kue “Tamo”, yakni makanan sejenis wajik yang terbuat dari beras ketan dan gula merah. Kue tamo berbentuk kerucut mirip tumpeng diletakan di atas nampan dan dihias dengan hiasan. Pada saat kegiatan tulude, tamo ini akan dipotong dengan diawali dengan pidato adat. Prosesi pemotongan kue tamo ini merupakan simbol membagi keberkahan. Kue Tamo diibaratkan sebagai keberkahan yang akan dinikmati oleh semua warga. Kegiatan Tulude merupakan tradisi yang harus dilestarikan sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat Indonesia di Taman Nasional Bunaken.

SHARE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *